Kota Jambi – KONDISI YANG TERPANTAU DI LAPANGAN Terlihat adanya ulat kaki seribu (luwing) di area PT Jambi Waras yang beralamat di RT 6 Kel Tanjung Johor Kec. Pelayangan.Diketahui dari laporan Ketua RT 06 ada 9 rumah terdapat populasi ulat kaki seribu (Luwing) yang cukup banyak. Penyebaran ulat kaki seribu (luwing) di pantau sampai ke pemukiman warga hingga radius 250 meter. Penampakan ulat kaki seribu (Luwing) lebih banyak muncul pada padi dan sore hari serta pada ternak lahan pertanian yg lembab dan teduh serta juga terdapat di lahan pembuangan limbah padat PT Jambi Waras. Ulat kaki seribu (luwing) juga terlihat banyak di lahan perkarangan dan lahan pertanian milik warga RT 6 Kel Tanjung Johor Kec Pelayangan tetapi sampai saat terpantau hewan tersebut tidak menjadi ancaman yang signifikan bagi tanaman. Adanya laporan masyarakat bahwa ulat kaki seribu (luwing) tersebut juga muncul pada malam hari dan mengganggu aktivitas warga setempat dan di takutkan warga mengganggu pada saat warga tidur.
USAHA YANG TELAH DILAKUKAN, Telah diadakan pertemuan di BPP pelayangan Antara pihak PT Jambi Waras dengan Balai Penyuluhan pertanian Kec Pelayangan dimana BPP Pelayangan selaku konsultan perihal hama dan penyakit. BPP pelayangan melalui koordinator PPP, PPL Kel Tanjung Johor serta POPT kecamatan Pelayangan merekomendasikan kegiatan kepada pihak PT Jambi Waras sebagai berikut :
(1). Gunakan insektisida (Furadan) dan inseksisida Regent. Penggunaan furadan dan regent yang sesuai dosis dan aturan pemberian, semprot larutan regent pada ulat kaki seribu dan juga taburkan sedikit furadan di tempat-tempat kaki seribu biasa bersembunyi, diantaranya di balik batu, pada dedaunan kering, juga pada pot tanaman. Tunggu beberapa saat dan hama ulat kaki seribu akan mati dengan sendirinya.
(2). Berikan Akses Pada Sinar Matahari. Jika kerap menjumpai lahan atau rumah didatangi oleh hama ulat kaki seribu, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa lingkungan termasuk lingkungan yang lembab. Sebaiknya sering-sering membuka jendela rumah atau memberi lubang angin yang cukup agar sinar matahari dapat masuk ke dalam. Demikianpula pada kebun pertanian, bersihkanlah dari tanaman yang terlalu tinggi atau rimbun, agar sinar matahari bisa menembus. Dengan mengurangi kelembapan, maka tempat akan terbebas dari hama ulat kaki seribu.
(3). Bersihkan Rumah dengan Karbol. Hama Kaki seribu tidak menyukai bau yang menyengat, karena itulah gunakan karbol atau pembersih lantai lainnya untuk mengepel dan menghadirkan bau yang tajam seperti bau pine di rumah. Niscaya hama kaki seribu akan enggan untuk sekedar mampir ke dalam rumah.
(4). Berikan Insektisida atau Kapur Semut. Seperti halnya bau karbol yang menyengat, hama kaki seribu juga tidak senang dengan kapur semut. Berikan atau garisi akses masuk kaki seribu dengan kapur semut untuk menghalangi masuk ke dalam rumah. Melingkari lubang sembunyi dari hama kaki seribu juga bisa lakukan agar binatang tersebut tetap berada dalam sarangnya.
(5). Mengusirnya Secara Langsung. Hama kaki seribu adalah hewan yang berjalan lambat, karenanya Anda dengan mudah dapat membunuhnya dan menyingkirkannya. Cara ini cukup praktis dan tidak membutuhkan banyak upaya, namun kelemahannya tentu saja akan membutuhkan waktu yang lama disamping bau dari kaki seribu yang tidak enak jika dibunuh.
Pada Hari Rabu 31 Juli 2019 PT. Jambi Waras dan Ketua RT serta warga setempat dan di saksikan oleh Kepala Kecamatan Pelayangan, Kepala Kelurahan Tanjung Johor, Pihak Puskesmas Kec. Pelayangan, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Koordinator BPP Pelayangan, POPT Kec. Pelayangan serta PPL Kel Tanjung Johor. Telah dilakukan oleh Petugas PT Jambi Waras :Pembagian kepada warga dan penaburan Insentisida Furadan kepada warga serta Penyemprotan Larutan Insektisida Regent di area pemukiman dan rumah warga, Pembagian Larutan Karbol kepada warga. Diharapkan dengan aktivitas tersebut ulat kaki seribu dapat berkurang populasi nya sehingga warga merasa aman dan nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
(Penulis : Ade Irawan S.Pt – Penyuluh pertanian kelurahan Tanjung Johor).
Editor : Elizabeth